Mengapa Riba Dilarang dalam Islam? Ini Penjelasannya

[original_title]

Jackiecilley.com – Dalam Islam, riba atau bunga dari utang sangat dilarang dan dianggap haram, meskipun utang itu sendiri tidak dilarang. Larangan ini disampaikan karena dampak negatif yang ditimbulkan oleh praktik riba. Ustaz Hadhrami, seorang penceramah yang aktif di Jakarta, menjelaskan tiga dampak buruk dari riba yang dapat merusak kehidupan pribadi dan keluarga.

Pertama, riba dapat menciptakan siklus utang yang berbahaya. Orang yang mengandalkan utang untuk memenuhi keinginan di luar kebutuhan mendasar rentan terjebak dalam kondisi finansial yang sulit. Mereka mungkin terpaksa mencari pinjaman baru untuk melunasi utang sebelumnya, sehingga menciptakan lingkaran setan yang merugikan ekonomi keluarga.

Kedua, hidup dalam jeratan utang riba dapat menyempitkan kehidupan spiritual. Dalam Al-Qur’an, Allah memberi peringatan kepada orang-orang yang beriman untuk menjauhi sisa-sisa riba dan menegaskan bahwa pelanggaran terhadap larangan ini dapat mengakibatkan pernyataan perang dari Allah dan Rasul-Nya. Hukuman ini menunjukkan keseriusan konsekuensi spiritual yang menyertai pelanggaran tersebut.

Ketiga, riba dapat mengubah perilaku keluarga menjadi buruk. Seseorang yang terlibat dalam praktik riba tak jarang memberi dampak negatif kepada orang terdekatnya. Hal ini dapat terlihat dari hubungan yang tidak harmonis dengan pasangan dan anak-anak, yang berpotensi memicu masalah dalam rumah tangga. Dalam ajaran Islam, makanan dan penghidupan yang haram bisa menghalangi terkabulnya doa.

Dengan memahami dan menghindari riba, umat Islam diharapkan dapat menjaga keuangan dan keharmonisan keluarga. Mengelola utang dengan baik serta berfokus pada keberkahan dalam penghidupan menjadi pesan penting yang disampaikan dalam konteks ini.

Baca Juga  Dinkes Malang Berupaya Lacak Temuan Kasus Campak Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *