19 Juni 2025 – Popularitas culinary tourism asia-pasifik mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Menurut laporan terbaru IMARC Group, sektor ini mencatat pertumbuhan CAGR sebesar 14% dan diperkirakan akan menyentuh angka USD 4.210 miliar pada tahun 2033.
Wilayah Asia-Pasifik menjadi kontributor terbesar dengan menguasai 43% pangsa pasar wisata kuliner global. Faktor pendorong utamanya adalah meningkatnya permintaan traveler terhadap pengalaman makan otentik yang mencerminkan kearifan lokal dan praktik keberlanjutan.
“Wisata kuliner bukan lagi sekadar pelengkap perjalanan, tapi menjadi alasan utama seseorang memilih destinasi,” ujar Livia Santosa, analis pariwisata dari Insight Journey Asia. Ia menambahkan bahwa wisatawan kini cenderung mencari pengalaman langsung seperti ikut kelas memasak, tur pasar tradisional, dan eksplorasi makanan khas desa.
Laporan juga mencatat pergeseran selera wisatawan dari restoran mewah ke kuliner jalanan yang lebih merakyat. Negara-negara seperti Thailand, Indonesia, Jepang, dan Vietnam menjadi favorit karena menawarkan keunikan rasa dan keragaman budaya kuliner.
Pemerintah dan pelaku industri pariwisata di kawasan ini pun mulai serius mengembangkan potensi tersebut dengan meluncurkan program promosi, festival makanan, hingga integrasi teknologi untuk memperkuat ekosistem wisata kuliner.
Dengan pertumbuhan culinary tourism asia-pasifik yang stabil, masa depan sektor ini dinilai menjanjikan, terutama bagi pelaku UMKM kuliner yang siap menyambut wisatawan dengan kekayaan rasa lokal yang autentik dan cerita di balik setiap sajian.