24 Juni 2025 – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis revisi prakiraan iklim yang menyebut musim kemarau pendek akan terjadi di tahun 2025. Prediksi ini menjadi kabar baik terutama bagi sektor pertanian, khususnya petani beras.
Menurut BMKG, durasi kemarau tahun ini diperkirakan lebih singkat dibandingkan prediksi awal. “Musim kemarau pendek ini disebabkan oleh pengaruh fenomena iklim global yang melemahkan potensi kekeringan ekstrem,” jelas Kepala Divisi Klimatologi BMKG, Rahmat Wijaya.
Dengan kemarau yang lebih pendek, para petani berpeluang memperoleh pasokan air yang cukup. Ini diprediksi akan meningkatkan hasil panen beras secara signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Petani di sejumlah daerah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan telah menyambut positif kabar ini.
“Pasokan air yang lebih baik tentu membantu kami merencanakan tanam lebih optimal. Biasanya, kami kesulitan menjaga produksi di musim kemarau panjang,” ungkap Andi Suryanto, petani asal Indramayu.
Meski demikian, BMKG mengingatkan petani tetap waspada. Rahmat menambahkan bahwa meskipun durasi kemarau pendek, cuaca ekstrem lain seperti hujan lebat tiba-tiba masih mungkin terjadi.
Petani diimbau untuk tetap memperhatikan informasi cuaca terkini dan menyiapkan strategi adaptasi agar hasil produksi beras tetap optimal.