IESR Jelaskan Tantangan Proyek PLTS Besar di Indonesia

[original_title]

Jackiecilley.com – Pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) skala besar di Indonesia saat ini dihadapkan pada sejumlah tantangan, meskipun pemerintah menargetkan kapasitas mencapai 17,1 GW dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). Menurut Alvin Putra, Analis Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan dari Institute for Essential Services Reform (IESR), tantangan pertama terletak pada mekanisme pengadaan energi terbarukan yang masih belum jelas.

Dalam media briefing di Jakarta pada Selasa, Alvin mengungkapkan bahwa peraturan seperti Peraturan Menteri ESDM Nomor 50 Tahun 2017 meskipun membawa perbaikan, tetap dianggap kurang efektif dalam menyelesaikan masalah pengadaan di PLN. Banyak proyek yang dijalankan melalui mekanisme kemitraan strategis, alih-alih tender murni yang direncanakan.

Sementara itu, tantangan kedua muncul pada tahap persiapan proyek, seperti mencuatnya isu akuisisi lahan untuk proyek PLTS di Bali Barat. Alvin menekankan perlunya transparansi dalam perizinan dan perencanaan untuk mencegah penundaan. Ia juga menyoroti ketidaksesuaian antara target RUPTL dan realisasi tender sebagai masalah yang harus segera diatasi.

Meski ada isu overcapacity di Jawa-Bali, Alvin percaya bahwa tidak ada lagi alasan untuk menunda pengembangan PLTS. Dari total 916 MW kapasitas PLTS terpasang di Indonesia per akhir 2024, sebagian besar berasal dari proyek skala besar. Namun, PLTS terdistribusi, terutama PLTS atap di sektor industri, menunjukkan tren positif dengan penambahan kapasitas lebih dari 100 MW.

Di sisi lain, Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM, Andriah Feby Misna, menyampaikan bahwa pemerintah tengah menyusun regulasi pendukung untuk mendukung pengembangan energi terbarukan. Dia mendorong peran serta pemerintah daerah untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investasi dalam proyek PLTS.

Baca Juga  Rebutan Candi Preah Vihear: Konflik Thailand-Kamboja yang Panjang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *