Jackiecilley.com – Natal tahun ini di Desa Garoga, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, terasa penuh kecemasan bagi masyarakat setempat. Pada Kamis (25/12), hujan deras yang mengguyur membuat suasana perayaan hari besar umat Kristiani ini tidak dapat dirayakan dengan sukacita.
Hujan berkepanjangan membawa kembali trauma warga yang masih segar akibat bencana banjir bandang sebelumnya, yang telah merusak banyak rumah dan infrastruktur. Jejak bencana tersebut masih terlihat jelas di berbagai sudut, menambah kekhawatiran akan potensi banjir susulan.
Meskipun cuaca buruk, alat berat terus dikerahkan untuk memperbaiki Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), jalur vital yang menghubungkan Tapanuli Selatan dengan Tapanuli Tengah. Pekerjaan ini dilakukan dengan sangat mendesak, mengingat pentingnya akses transportasi untuk kebutuhan mendesak meski ancaman bencana masih menghantui.
Sisa-sisa banjir bandang memenuhi jalan, dengan lumpur tebal dan batang kayu yang berserakan di mana-mana. Bencana tersebut tidak saja merusak tempat tinggal warga, tetapi juga memutus jalur transportasi utama. Akibatnya, aktivitas masyarakat di luar rumah berkurang drastis, dengan banyak dari mereka memilih untuk tetap tinggal di tempat yang dianggap lebih aman sembari memantau kondisi cuaca.
Bagi pengguna jalur Jalinsum, melintas di kawasan ini menjadi ujian tersendiri. Salah seorang pengendara, Firman (45), menyatakan rasa khawatirnya setiap kali melewati jalur tersebut. Ia mengungkapkan, “Badan jalan sekarang lebih rendah dari material banjir. Jika hujan deras terjadi lagi, kami tidak tahu harus ke mana.”
Meskipun dalam ketidakpastian, warga tetap berharap perbaikan jalur bisa segera selesai, agar akses transportasi dan distribusi kebutuhan pokok kembali normal. Keselamatan menjadi doa utama bagi masyarakat Garoga, melebihi perayaan Natal itu sendiri.