16 Agustus 2025 – Tim dosen dari Universitas Negeri Gorontalo telah berhasil menciptakan inovasi panel dinding bernama Eco Blox. Panel ini diperkenalkan dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia yang berlangsung di Bandung pada 7-9 Agustus 2025. Eco Blox terbuat dari limbah popok sekali pakai dan bonggol jagung, menawarkan solusi ramah lingkungan untuk pengolahan limbah domestik.
Panel ini memiliki ukuran 50 x 50 sentimeter dengan ketebalan 5 sentimeter dan menggunakan sistem interlocking modular, yang memudahkan pemasangan tanpa membutuhkan banyak perekat. Menurut Ketua Tim Riset, Niniek Pratiwi, teknik kuncian ini mempermudah proses instalasi dengan cara yang mirip dengan menyusun puzzle.
Riset Eco Blox dimulai pada 2024 dan didanai melalui kerja sama dengan dunia usaha serta program Kedaireka dari pemerintah. Niniek menjelaskan bahwa ide ini muncul dari permasalahan limbah di Gorontalo sebagai daerah penghasil jagung, di mana popok sekali pakai dan bonggol jagung sering terbuang sia-sia.
Proses pembuatan mengikuti prosedur yang ketat. Limbah popok dicuci, kemudian dipanaskan dalam mesin hidrotermal untuk mengurangi bakteri, diikuti dengan pengeringan. Setelah siap, serat popok dicacah dan dicampur dengan bubuk bonggol jagung untuk dijadikan material beton panel. Hasilnya, campuran ini dapat mengurangi penggunaan pasir hingga 15 persen.
Dari segi bobot, panel Eco Blox lebih ringan dibandingkan bata merah konvensional. Satu lembar panel memiliki berat 23,7 kilogram dan mengandung 30 persen semen serta 10 persen limbah. Uji tekan menunjukkan bahwa kekuatannya mencapai 14,59 MPa, melebihi standar nasional untuk bata beton.
Tim peneliti juga menemukan nilai kondusivitas panel yang rendah, menjadikannya lebih baik dalam menghalangi aliran panas. Meski belum melakukan pengukuran penuh untuk tingkat kondusivitas, Eco Blox diharapkan dapat menjadi material tahan gempa dan berpotensi dijual dengan harga sekitar Rp 17.500 per panel.