Tren Homeschooling di Indonesia, Apakah Lebih Efektif?

21 Juli 2025 – Tren homeschooling di Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Banyak orang tua kini mulai mempertimbangkan metode ini sebagai alternatif pendidikan formal. Faktor fleksibilitas waktu, pendekatan pembelajaran yang personal, dan kekhawatiran atas tekanan akademik di sekolah formal menjadi alasan utama pilihan tersebut.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencatat adanya kenaikan jumlah peserta homeschooling secara nasional sejak pandemi COVID-19. Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Menengah, Dr. Gogot Suharwoto, menyampaikan bahwa pemerintah terus berupaya menjaga kualitas pelaksanaan homeschooling agar tetap sesuai dengan standar pendidikan nasional.

Homeschooling di Indonesia diatur dalam Permendikbud Nomor 129 Tahun 2014, yang menekankan bahwa orang tua wajib mendaftarkan anaknya ke satuan pendidikan formal untuk keperluan administrasi dan evaluasi. Namun, pelaksanaan pembelajaran dapat dilakukan di rumah dengan kurikulum yang disesuaikan. Beberapa komunitas homeschooling juga berkembang, memberikan dukungan sosial dan akademik bagi siswa dan orang tua.

Meski begitu, tidak semua pihak sepakat bahwa homeschooling lebih efektif dibanding sekolah formal. Beberapa ahli pendidikan menilai interaksi sosial yang terbatas serta tantangan dalam pengawasan kurikulum menjadi kelemahan yang perlu diperhatikan. Di sisi lain, banyak orang tua merasa lebih mampu menyesuaikan tempo belajar anak dan memberikan pengalaman belajar yang lebih kontekstual.

Seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap tren homeschooling di Indonesia, penting bagi pemerintah dan lembaga pendidikan untuk memperkuat regulasi, monitoring, serta menyediakan sumber daya pendukung agar pendidikan nonformal ini tetap menjamin hak belajar anak secara menyeluruh.