Suap atau Gratifikasi dalam Proyek Kereta Cepat Whoosh Diperbincangkan

[original_title]

Jackiecilley.com – Mantan Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), M Praswad Nugraha, menyatakan bahwa kemungkinan adanya suap atau gratifikasi dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, atau yang dikenal sebagai Whoosh, tergolong kecil. Ia berpendapat bahwa isu dugaan korupsi lebih terkait dengan kerugian yang dialami negara. Pernyataan ini disampaikan menyusul pembukaan penyelidikan KPK terkait dugaan mark up harga dalam proyek tersebut, yang mencuat setelah pernyataan viral eks Menko Polhukam, Mahfud MD.

Praswad menekankan bahwa kemungkinan korupsi muncul akibat tingginya biaya proyek yang akan membebani keuangan negara. “Ini menjadi indikasi yang serius terjadinya korupsi, karena kemahalan tersebut telah merugikan keuangan negara,” ujarnya, saat memberikan keterangan pada Sabtu (1/11). Ia juga mengungkapkan bahwa analisisnya berlandaskan pada keterangan Mahfud MD yang mengindikasikan adanya mark up hingga tiga kali lipat harga yang seharusnya.

Lebih lanjut, Praswad menyoroti kerugian operasional dari proyek Whoosh yang masih menjadi perdebatan di kalangan pihak-pihak terkait. Menurutnya, sejumlah pihak sedang berupaya mencari solusi untuk menutup kerugian yang diakibatkan oleh proyek ini. “Terlebih, sampai saat ini pun terjadi perdebatan mengenai cara untuk menutup kerugian yang terjadi akibat dari adanya proyek Kereta Cepat Whoosh,” tambah Praswad.

Situasi ini menunjukkan kompleksitas kasus yang dapat berimbas pada anggaran negara, dan memicu perhatian lebih lanjut dari masyarakat serta lembaga pengawas. Penyelidikan KPK terkait dugaan korupsi dalam proyek ini masih berjalan, dan harapan untuk mendapatkan kejelasan semakin mendesak.

Baca Juga  TOBA Fokus Ekspansi Tanpa Terlibat dalam "Waste to Energy"

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *