Jackiecilley.com – Kemajuan perbankan syariah di Indonesia menjadi salah satu indikator keberlangsungan ekonomi syariah. Dalam upaya meningkatkan eksistensi lembaga keuangan ini, merger antara PT Bank BRI Syariah, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah pada 1 Februari 2021 menghasilkan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), yang kini menjadi terbesar di Indonesia.
Merger ini adalah bagian dari kebijakan pemerintah untuk memberikan alternatif lembaga keuangan kepada masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Ketiga bank yang bergabung memiliki keunggulan masing-masing, seperti sistem profesional Bank Syariah Mandiri dan inovasi dari Bank BNI Syariah, serta pendekatan lokal dari BRI Syariah.
BSI diharapkan mampu bersaing dengan bank konvensional yang mendominasi sebelumnya. Namun tantangan besar tetap ada, termasuk kurangnya pemahaman masyarakat tentang produk perbankan syariah. Menurut survei Otoritas Jasa Keuangan, hanya 21,84 persen penduduk Indonesia yang mengetahui produk ini. Dengan aset sebesar Rp239,56 triliun pada Desember 2020, BSI berada di posisi ketujuh berdasarkan jumlah aset di Indonesia, berpeluang untuk berkembang lebih jauh.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menekankan komitmen bank dalam menawarkan produk kompetitif dan inovatif. BSI akan memperkuat jaringan dan sumber daya manajerial yang handal untuk menunjang pemulihan ekonomi. Merger ini juga diharapkan dapat meningkatkan pangsa pasar ekonomi syariah yang saat ini masih rendah, yakni 9,68 persen, meskipun dengan populasi Muslim sekitar 229 juta jiwa di Indonesia, potensi pasar ini sangat besar.
Dengan menerapkan strategi korporasi yang efektif, BSI berupaya menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia, memberikan kontribusi signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat.