Jackiecilley.com – Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia mencatat angka 51,5 pada Agustus 2025, mengalami peningkatan signifikan sebesar 2,3 poin dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 49,2. Pencapaian ini menandakan kembalinya sektor manufaktur ke fase ekspansi setelah lima bulan mengalami kontraksi.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani, menjelaskan bahwa kenaikan PMI menunjukkan adanya peningkatan permintaan dan aktivitas pembelian, sehingga stok bahan baku juga bertambah. Meskipun inflasi biaya input pada Agustus tetap solid, angka tersebut masih berada di bawah rata-rata jangka panjang dan merupakan yang terendah dalam hampir lima tahun terakhir.
Shinta menambahkan, prospek sektor manufaktur di kuartal mendatang terlihat positif asalkan momentum perbaikan permintaan dapat dipertahankan. Harapan meningkatnya daya beli domestik dan potensi ekspor berperan penting dalam meningkatkan sentimen pelaku usaha. Namun, isu politik baik domestik maupun global tetap menjadi perhatian, khususnya terhadap kepercayaan investor.
Dia mengingatkan, kondisi sosial dan politik terkini memerlukan perhatian serius dari pemerintah. Kebijakan yang mendukung stabilitas hukum dan keamanan serta komunikasi publik yang efektif dianggap krusial untuk mencegah gangguan sistemik pada aktivitas ekonomi.
Strategi pengusaha sekarang berfokus pada mitigasi risiko dengan pendekatan perencanaan skenario, untuk menghadapi kondisi politik yang beragam. Selain itu, pengusaha diarahkan untuk meningkatkan efisiensi biaya dan ketahanan rantai pasok, serta mendiversifikasikan pasar ekspor guna mengurangi ketergantungan.
Di akhir pernyataannya, Shinta menyatakan perlunya konsistensi kebijakan untuk memberi kepastian bagi pelaku usaha dalam merencanakan investasi dan ekspansi, dan menekankan pentingnya optimisme yang berhati-hati dengan strategi adaptif untuk ketahanan dalam menghadapi tantangan.