Jackiecilley.com – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, baru-baru ini melakukan kunjungan ke puncak Gunung Hermon, yang terletak di perbatasan Suriah. Kunjungan ini berlangsung pasca jatuhnya rezim Baath di Suriah pada 17 Desember 2024 dan langsung menimbulkan reaksi keras dari pemerintah Suriah.
Kementerian Luar Negeri Suriah menyatakan kunjungan Netanyahu sebagai “pelanggaran serius terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Suriah.” Dalam pernyataan resmi, kementerian menganggap tindakan ini sebagai upaya baru untuk memaksakan fakta di lapangan yang bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan. Langkah ini dipandang sebagai bagian dari kebijakan pendudukan yang terus berlangsung oleh Israel, yang bertujuan untuk memperkuat agresinya di wilayah tersebut.
Pemerintah Damaskus menilai kunjungan tersebut sebagai “eskalasi berbahaya dan tidak dapat diterima,” mengklaim Israel memanfaatkan situasi regional untuk memperkuat kehadiran militer yang dianggap tidak sah di selatan Suriah. Kementerian Luar Negeri Suriah juga menegaskan kembali tuntutan mereka untuk penarikan penuh Israel dari seluruh wilayah Suriah. Mereka menilai tindakan Israel di kawasan tersebut bertentangan dengan hukum internasional dan tidak memiliki efek hukum.
Kunjungan ini menyoroti ketegangan yang terus berlangsung antara Israel dan Suriah, di mana kedua belah pihak saling mempertahankan klaim atas wilayah yang sensitif secara geopolitik. Dengan situasi yang terus berkembang, komunitas internasional diharapkan akan memperhatikan implikasi dari langkah-langkah tersebut dan mencari solusi damai untuk memberikan stabilitas di kawasan.