Aceh Tamiang Dilanda Ketegangan, Warga Hadapi Krisis Pangan

[original_title]

Jackiecilley.com – Banjir bandang yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, telah menyebabkan penderitaan mendalam bagi warganya selama lebih dari sepuluh hari. Minimnya bantuan dan evaluasi dari pemerintah memperparah situasi, terutama bagi ribuan warga di daerah pedalaman yang kini terpaksa bertahan di puing-puing rumah mereka.

Di Kabupaten Aceh Tamiang, situasi semakin kritis. Beberapa lokasi yang mengalami dampak terparah kini dipenuhi bau tidak sedap yang berasal dari sedimen banjir dan sampah. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan adanya korban jiwa yang belum ditemukan, akibat keterbatasan jumlah relawan dan alat berat untuk melakukan pencarian. Banyak warga masih hilang dan belum teridentifikasi keberadaannya.

Banjir yang terjadi pada 26 dan 27 November telah meratakan ratusan rumah di Kecamatan Karang Baru. Warga yang selamat menghadapi krisis bahan makanan dan terpaksa mengonsumsi air dari genangan banjir. “Kondisi di Aceh Tamiang jauh lebih buruk dari apa yang terlihat di media sosial,” ungkap Jamaludin, seorang guru yang baru mendengar kabar dari daerah tersebut.

Di Kecamatan Tamiang Hulu, situasi tak kalah memprihatinkan. Warga di lokasi ini sangat membutuhkan makanan dan air bersih. Banyak dari mereka kehilangan seluruh harta benda. Akses menuju lokasi-lokasi sulit karena jalan-jalan rusak parah dan tertutup sampah.

Sugeng Handayani, seorang guru yang berasal dari Aceh Tamiang, mengungkapkan kesulitan dalam menjangkau keluarganya akibat banyaknya jembatan yang rusak. Meskipun jarak yang harus ditempuh mencapai 500 km, ia tetap berusaha untuk kembali dan membantu keluarganya. Saat ini, banyak yang menanti kepastian terkait keselamatan orang-orang terkasih mereka di tengah bencana yang mencekam ini.

Baca Juga  Rizky Ridho Beri Semangat untuk Miliano dan Adrian di Timnas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *