Site icon Jackiecilley.com

Rupiah Anjlok ke Rp 16.303/USD Dipicu Konflik Timur Tengah

Jakarta, 18 Juni 2025 – Pada perdagangan Rabu pagi (18 Juni 2025), nilai tukar rupiah anjlok sebesar 13 poin ke level Rp 16.303 per dolar AS. Penurunan signifikan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, khususnya konflik yang melibatkan Iran dan Israel, yang memicu lonjakan permintaan dolar AS sebagai aset aman.

Menurut analis pasar uang dari PT Financindo Futures, Rendy Saputra, penguatan indeks dolar AS dari level 98,20 menuju 98,77 menambah tekanan terhadap rupiah. Investor terlihat khawatir sehingga buru-buru memindahkan investasinya ke dolar AS, yang dianggap lebih aman dalam kondisi geopolitik yang tidak pasti ini.

Selain ketegangan di Timur Tengah, pasar global juga sedang mencermati hasil rapat kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed). Pasar memprediksi sikap dovish dari The Fed yang berpotensi menahan penguatan dolar AS lebih lanjut.

Ekonom fiktif dari Universitas Paramadina, Dr. Maya Santoso, menyatakan bahwa pelemahan rupiah saat ini lebih dipengaruhi faktor eksternal. “Apabila situasi geopolitik makin memburuk, rupiah bisa tertekan lebih dalam. Namun, keputusan dovish The Fed berpeluang meredam dampak negatif ini,” jelas Maya.

Pasar saat ini dalam sikap waspada menanti perkembangan konflik di Timur Tengah serta keputusan penting dari rapat kebijakan The Fed. Kondisi ini diprediksi akan membuat pergerakan rupiah tetap bergejolak dalam jangka pendek, dengan potensi tekanan menuju kisaran Rp 16.350/USD jika ketegangan terus meningkat.

Exit mobile version