Site icon Jackiecilley.com

Perempuan Nelayan Terpinggirkan dari Data dan Bantuan Resmi

[original_title]

Jackiecilley.com – Penelitian mengenai laki-laki dan perempuan nelayan menunjukkan bahwa perempuan nelayan masih menghadapi berbagai tantangan dalam sektor perikanan di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Airlangga (UNAIR) ini merupakan hasil kerja sama dengan program Inklusi antara Indonesia dan Australia, dan diselenggarakan di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dalam penelitian yang melibatkan perempuan nelayan di empat wilayah pesisir, ditemukan bahwa mereka masih terabaikan dalam hal pengakuan resmi dan akses terhadap bantuan pemerintah. Meskipun sektor perikanan merupakan tulang punggung ekonomi pesisir dan berkontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), peran perempuan sering kali luput dari perhatian kebijakan.

Data menunjukkan bahwa sekitar 95% responden di Kecamatan Semau mengalami hambatan dalam aktivitas perikanan, dan 87% di antaranya pernah mengalami kerugian. Hanya 13% dari mereka yang pernah menerima bantuan dari pemerintah. Hal ini menciptakan kesenjangan bagi perempuan nelayan yang mendominasi proses pengolahan dan penjualan hasil laut tetapi tidak mendapatkan pengakuan yang memadai.

Forum diseminasi yang diadakan berhasil menghadirkan dialog antara peneliti, pemerintah daerah, dan komunitas nelayan. Hasil penelitian ini diapresiasi oleh berbagai pihak karena membuka diskusi tentang pentingnya data dan pendekatan berbasis bukti dalam formulasi kebijakan pembangunan perikanan yang lebih adil bagi perempuan.

Melalui penelitian ini, tim UNAIR berharap untuk menjembatani kesenjangan antara realitas kehidupan perempuan nelayan dan kebijakan, dengan menekankan pentingnya mendengarkan suara mereka dalam perencanaan pembangunan ekonomi biru yang inklusif.

Exit mobile version