Jackiecilley.com – Menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, beberapa komoditas pangan di Indonesia, termasuk cabai, beras, dan bawang, mengalami lonjakan harga yang signifikan. Ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE), Yusuf Rendy Manilet, mengimbau pemerintah untuk menjaga pasokan dan distribusi pangan strategis agar inflasi tetap terkontrol.
Dalam keterangannya di Jakarta pada Selasa, Manilet menjelaskan bahwa kenaikan harga dapat mempengaruhi perekonomian, terutama dengan adanya permintaan yang meningkat terhadap telur dan daging ayam. Peningkatan permintaan ini diharapkan menjadi dampak dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG), meskipun program tersebut masih terbatas pelaksanaannya di berbagai daerah.
Manilet menekankan perlunya pemerintah dan Bank Indonesia untuk memastikan pasokan pangan sampai akhir tahun agar tidak terjadi tekanan harga lebih lanjut. Ia juga mengingatkan bahwa meskipun dampak program MBG belum terasa secara luas, peningkatan realisasi program bisa berpontensi mempengaruhi harga pangan hewani.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahunan Indonesia tercatat sebesar 2,86 persen pada Oktober 2025, dengan kontribusi terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang meningkat 4,99 persen. Cabai merah, beras, dan bawang merah menjadi komoditas utama yang mendorong inflasi dalam kelompok tersebut.
Semua komponen inflasi, baik yang teratur maupun yang bergejolak, mengalami kenaikan, dengan inflasi tertinggi berasal dari komponen harga bergejolak yang mencatat inflasi sebesar 6,59 persen. Komponen inti inflasi tercatat 2,36 persen dengan kontribusi 1,52 persen, menunjukkan tantangan yang harus dihadapi pemerintah untuk menjaga kestabilan ekonomi.
![[original_title]](https://jackiecilley.com/wp-content/uploads/2025/11/InShot_20200910_104834146.jpg)