Panel Surya BTS 3T: Solusi Energi untuk Konektivitas Nasional

Jackiecilley.com – Indonesia menghadapi tantangan signifikan dalam pemerataan akses telekomunikasi, terutama di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Negara yang terdiri dari lebih dari 17.000 pulau ini sering kali menghadapi keterIsoliran infrastruktur dasar, termasuk jaringan listrik dan komunikasi. Untuk mengatasi hal ini, penggunaan solar panel sebagai sumber energi untuk base transceiver station (BTS) dianggap sebagai solusi yang strategis.

Pembangunan BTS di area 3T mengalami beberapa kendala, mulai dari sulitnya akses jalan hingga ketiadaan jaringan listrik dari PLN. Kementerian Komunikasi dan Informatika, bersama dengan operator telekomunikasi, telah mengidentifikasi energi surya sebagai alternatif paling efektif untuk memastikan operasional BTS di lokasi terpencil. Panel surya memberikan daya secara mandiri, yang mengurangi ketergantungan pada genset berbahan bakar fosil yang mahal serta mencemari lingkungan. Selain itu, penerapan solar panel juga berpotensi menekan biaya logistik pengangkutan bahan bakar ke daerah yang sulit dijangkau.

Salah satu implementasi nyata dari inisiatif ini adalah pembangunan BTS di Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau. Di daerah tersebut, BTS dibangun menggunakan panel surya dengan kapasitas berkisar antara 750 hingga 1.800 watt, sesuai kebutuhan. Sinar matahari yang melimpah di Anambas membuat panel surya menjadi solusi yang ideal bagi keberlanjutan operasional BTS. Proyek ini menunjukkan bahwa teknologi energi terbarukan dapat diimplementasikan secara efektif di wilayah terpencil.

Penggunaan solar panel di BTS tidak hanya memberikan manfaat lingkungan, tetapi juga hemat biaya. Data dari Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan bahwa penggunaan solar panel di lokasi hybrid mampu mengurangi biaya operasional hingga 15–20 persen. Selain itu, di wilayah Maluku dan Papua, telah beroperasi 615 BTS yang sepenuhnya bergantung pada solar panel dan baterai, yang dapat berfungsi hingga tiga hari tanpa sinar matahari. Langkah ini menjadi krusial untuk mendukung keberlangsungan operasional jangka panjang di daerah tanpa akses listrik konvensional.