23 Agustus 2025 – Greenpeace Indonesia menilai bahwa bank sampah hanya memiliki peran kecil dalam pengelolaan sampah nasional dan bukan solusi utama untuk mengatasi polusi plastik. Hal ini disampaikan oleh Ketua Tim Kampanye Sosial dan Ekonomi Greenpeace Indonesia, Atha Rasyadi, dalam wawancara pada Jumat, 15 Agustus 2025.
Atha menekankan bahwa meskipun bank sampah memiliki fungsi tertentu, ia hanya merupakan bagian kecil dari solusi yang harus diterapkan oleh pemerintah. Mengacu pada hierarki pengelolaan sampah, prioritas utama untuk Indonesia seharusnya berada pada pengurangan di hulu dan pemanfaatan kembali (reuse). Ia juga menyoroti bahwa tidak semua jenis sampah dapat dikelola oleh bank sampah, mengingat banyaknya pengelola bank sampah yang berasal dari kelompok masyarakat dengan sumber daya terbatas.
Lebih lanjut, Atha menjelaskan bahwa fokus harus diarahkan pada pengelolaan sampah organik, yang menyumbang hampir setengah dari total volume sampah. Menurutnya, pendekatan berbasis komunitas dalam pengelolaan kompos adalah langkah yang lebih efektif. Ia mengungkapkan bahwa keberadaan bank sampah seharusnya dapat diukur melalui indikator yang jelas, seperti jumlah sampah yang diproduksi dan yang masuk ke tempat pembuangan akhir.
Data terbaru dari Sistem Informasi Bank Sampah Nasional (SIBSN) mencatat adanya 371 bank sampah induk dan lebih dari 24.000 unit dengan total sekitar 892 ribu nasabah aktif di 447 kabupaten/kota. Dalam konteks global, Indonesia merupakan salah satu dari 145 negara yang telah mengadopsi kesepakatan internasional untuk mengakhiri polusi plastik.
Pemerintah juga menekankan bahwa bank sampah tidak dapat menjadi solusi tunggal, melainkan perlu terintegrasi dalam sistem pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular. Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional Kementerian Lingkungan Hidup, Erik Teguh Primiantoro, menyebutkan bahwa bank sampah menjadi bagian penting dalam pembahasan Intergovernmental Negotiating Committee (INC) 5.2 di Jenewa, yang berkaitan dengan pengelolaan sampah sirkular di Indonesia.