Jackiecilley.com – Bulan, satelit alam Bumi, ternyata sedang menjauh dengan kecepatan sekitar 3,8 sentimeter per tahun. Temuan ini bersumber dari penelitian ilmuwan yang menggunakan teknologi pengukuran presisi tinggi untuk memantulkan sinar laser ke reflektor yang dipasang oleh astronot dalam misi Apollo pada tahun 1960-an dan 1970-an.
Fenomena ini berkaitan erat dengan pasang surut laut. Tarikan gravitasi Bulan menyebabkan air laut membentuk tonjolan yang mengarah ke satelit tersebut. Namun, karena Bumi berputar lebih cepat dari orbit Bulan, tonjolan air sedikit terlambat, memberikan dorongan tambahan kepada Bulan. Akibatnya, Bulan menerima energi tambahan, memperlebar orbitnya, dan menjadikannya semakin jauh dari Bumi. Pada saat yang sama, Bumi kehilangan energi rotasi, sehingga durasi satu hari semakin panjang.
Sejak akhir 1600-an, durasi hari di Bumi telah meningkat sekitar 1,09 hingga 1,78 milidetik per abad. Miliaran tahun lalu, satu hari hanya berlangsung kurang dari 13 jam, sedangkan kini mencapai 24 jam. Selain itu, studi geologi menunjukkan bahwa sekitar 3,2 miliar tahun lalu, Bulan berada jauh lebih dekat dengan Bumi, hanya sekitar 270.000 km.
Data menunjukkan bahwa laju kemunduran Bulan tidak konstan; dalam beberapa periode, jaraknya dapat menjauh hingga 7 cm per tahun. Faktor-faktor seperti pembentukan Samudra Atlantik Utara berkontribusi pada efek resonansi pasang surut yang mempercepat proses tersebut.
Perubahan iklim modern juga mempengaruhi rotasi Bumi melalui pencairan es, yang memperbesar tonjolan air laut. Terakhir, penelitian menunjukkan bahwa inti Bumi kini berputar lebih lambat, berpotensi berpengaruh kecil terhadap panjang hari. Meskipun Bulan menjauh, diperkirakan tidak akan sepenuhnya terlepas dari orbit Bumi sebelum Matahari memasuki fase kehancurannya.